Kamis, 15 Januari 2015

Laporan Pendampingan Konseling Krisis



LAPORAN
PENDAMPINGAN KRISIS

I.                   Latar Belakang Klien
a.       Nama                                 :  WJ
b.      Umur                                 :  40 Tahun
c.       Agama                               :  Islam
d.      Pendidikan                                    :  SMA
e.       Pekerjaan                           :  Pegawai Swasta
f.       Status Dalam Keluarga     :  Kepala Rumah Tangga
g.      Nama Istri                         :  SR
h.      Umur                                 :  38 Tahun
i.        Agama                               :  Islam
j.        Pendidikan                                    :  SMA
k.      Pekerjaan                           :  Ibu Rumah Tangga
l.        Tingkat sosial ekonomi keluarga   :  Cukup
m.    Bahasa yang digunakan dirumah  :  Bahasa Jawa
n.      Keadaan / Status orang tua           :  Masih lengkap
o.      Klien tinggal dengan                     :  Keluarga sendiri
p.      Jumlah anggota keluarga               :  4


II.                Kondisi Psikologis Klien
WJ adalah seorang kepala rumah tangga, dia sudah mempunyai dua orang anak, yang pertama duduk dikelas satu SMA, yang kedua duduk di kelas 2 SMP, WJ mengalami problem keluarga yang sangat besar dalam hidupnya, berawal dari krisis ekonomi yang dialami keluarga, menjadi semakin komplek menjadi masalah keluarga. Akhir - akhir ini dia sering banyak melamun, sering menyendiri, kurang napsu makan dan kurang tidur, badan agak kurus daipada biasanya, kurang bergairah bekerja ditempatnya bekerja di salah satu sekolah swasta di kota purwodadi, karena dia seorang karyawan yang setiap harinya harus masuk kantor, badan agak kurus daipada biasanya. Walau demikian di selalu berusaha tegar dihadapan anak – anaknya.
. 
III.             Permasalahan Berdasarkan Krisis yang Dialami Klien

Dari Obeservasi masalah yang dihadapi keluarga tersebut adalah WJ mengalami krisis ekonomi berawal dari sikap baiknya meminjami pinjaman teman dekatnya dengan menggadaikan SK pegawai diamana tempat dia bekerja pada salah satu bank swasta di kota purwodadi. Akan tetapi kebaikan itu disalah artikan oleh temannya yang sudah dipinjami dana sebesar 30 Juta, dia melarikan diri. Kemudian dari pihak bank tidak mau tau karena bagaimanapun WJ yang mengajukan kredit itu atas nama WJ sendiri.  Berawal dari itu kehidupan ekonomi keluarga WJ semakin berat,  Gaji yang diterima setiap bulannya harus di setorkan kepada bank sebagai angsuran tiap bulannya. Karena keluarga membutuhkan biaya yang cukup besar untuk biaya hidup dan biaya pendidikan anak – anaknya, maka WJ selalu pontang pating, gali lubang dan tutup lubang, berawal dari kehidupan itu kehidupan keluarganya semakin tidak harmonis sering bertengkar dengan istrinya karena istrinya sudah bosan dengan hidup kekurangan dan menderita, yang puncak dari masalah keluarga itu istrinya pergi meninggalkan WJ dan anak – anaknya, dengan kabur bersama pria laen yang berprofesi sebagai seorang sopir dan sampai sekarang istrinya tidak ada kabar beritanya, yang membuat WJ semakin terpuruk dari kondisi keluarganya.

IV.             Cara – Cara bertahan dari Krisis

Dari permasalahan yang sangat komplek yang dialami oleh WJ, dia harus berupaya keras untuk mengatasi dan bertahan dari krisis tersebut, mulai dari krisis keuangan keluarga dihadapi dengan mencari pinjaman – pinjaman kepada teman – teman kerjanya, dengan sistim gali lubang tutup lubang, menghemat semua kebutuhan semisal untuk menghemat ongkos pulang pergi anak nya WJ dan anaknya berangkat bersama – sama saat berangkat dan pulang dari kator, dan menjual salah satu tanahnya untuk lebih meringankan beban itu walau demikian dia juga masih mengalami masalah keluarga yang juga sama beratnya dia dan kedua anak – anak ditinggalakan oleh istrinya. WJ selalu tegar di depan kedua anak – anaknya, menunjukan sikap kebapakanya yang selalu siap dan bertanggung jawab kepada keluarga, dia bertahan dari krisis itu dengan mengajak Ibu nya untuk membatu mencukupi kebutuhan keluarga nya, memasak, mencuci, merawat dan mendidik anak – anak nya. Disamping hal tersebut WJ juga selalu berihtiar dan selalu berdoa kepada Tuhan agar dia dapat tanah menghadapi ujian yang diberikan keluarganya dan dapat keluar dari masalah tersebut

V.                Analisis

Dari krisis diatas dapat kita analisis bahwa WJ sedang mengalami krisis dimana dia sedang dilanda depresi dan guncangan pada perasaannya dimana kehidupan rumah tangganya mengalami permasalahan yang sangat serius. Ini bermula ketika meminjami dana kepada teman dekat nya senilai 30 juta, kemudian temannya itu kabur dan mau tidak mau WJ yang harus membayar angsuran dari pinjaman. Berawal dari itu kehidupan ekonomi keluarga WJ semakin berat,  Gaji yang diterima setiap bulannya harus di setorkan kepada bank sebagai angsuran tiap bulannya. Karena keluarga membutuhkan biaya yang cukup besar untuk biaya hidup dan biaya pendidikan anak – anaknya, maka WJ selalu pontang pating, gali lubang dan tutup lubang, berawal dari kehidupan itu kehidupan keluarganya semakin tidak harmonis sering bertengkar dengan istrinya karena istrinya sudah bosan dengan hidup kekurangan dan menderita, yang puncak dari masalah keluarga itu istrinya pergi meninggalkan WJ dan anak – anaknya, dengan kabur bersama pria laen yang berprofesi sebagai seorang sopir dan sampai sekarang istrinya tidak ada kabar beritanya, yang membuat WJ semakin terpuruk dari kondisi keluarganya.

Dari permasalahan yang sangat komplek yang dialami oleh WJ, dia harus berupaya keras untuk mengatasi dan bertahan dari krisis tersebut, mulai dari krisis keuangan keluarga dihadapi dengan mencari pinjaman – pinjaman kepada teman – teman kerjanya, dengan sistim gali lubang tutup lubang, menghemat semua kebutuhan semisal untuk menghemat ongkos pulang pergi anak nya WJ dan anaknya berangkat bersama – sama saat berangkat dan pulang dari kantor, dan menjual salah satu tanahnya untuk lebih meringankan beban itu walau demikian dia juga masih mengalami masalah keluarga yang juga sama beratnya dia dan kedua anak – anak ditinggalakan oleh istrinya. WJ selalu tegar di depan kedua anak – anaknya, menunjukan sikap kebapakanya yang selalu siap dan bertanggung jawab kepada keluarga, dia bertahan dari krisis itu dengan mengajak Ibu nya untuk membatu mencukupi kebutuhan keluarga nya, memasak, mencuci, merawat dan mendidik anak – anak nya. Disamping hal tersebut WJ juga selalu berihtiar dan selalu berdoa kepada Tuhan agar dia dapat tanah menghadapi ujian yang diberikan keluarganya dan dapat keluar dari masalah tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar